Oleh : Uwes Fatoni
Dimuat di Republika tanggal 26 April 2008
Siti Aisyah ra bercerita, suatu malam Rasulullah SAW bertanya kepadanya, ''Apakah engkau rela bila malam ini aku beribadah?'' Aisyah menjawab, ''Sungguh aku senang ada di sisimu, tetapi aku juga rela dengan apa yang engkau senangi.'' Rasulullah kemudian mengambil wudlu untuk shalat dengan membaca Alquran sampai menangis dan ikat pinggangnya basah. Selesai shalat, beliau duduk berdzikir memuji Allah dan air matanya terus bercucuran sampai lantai tempat duduknya basah.
Di Masjid, Bilal sedang menunggu Rasulullah, ''Tidak biasanya Rasul terlambat datang ke masjid untuk shalat (sebelum) Subuh. Ada apa gerangan?'' tanya Bilal pada dirinya sendiri. Kemudian, muadzin Masjid Nabawi tersebut mendatangi Rasul yang sedang menangis.
''Wahai Rasulullah, mengapa engkau menangis? Bukankah seluruh dosamu telah diampuni Allah?'' tanya Bilal.
''Wahai Bilal, bagaimana aku tidak menangis? Tadi malam, turun wahyu kepadaku: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (Yaitu) orang yang mengingat Allah, sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, peliharalah kami dari siksa api neraka.''' (QS Ali Imran [3] : 190-191).
Ayat-ayat di alam semesta merupakan jamuan Allah. Allah mengundang manusia untuk menelaah ayat-ayat-Nya. Menghadiri undangan Allah berarti menikmati 'santapan' yang telah disediakan-Nya.
Ayat-ayat yang dibaca atau dilihat tersebut merupakan jenis-jenis makanan yang dihidangkan Allah kepada kita. Hidangan tersebut adalah kenikmatan yang sangat tinggi bagi akal kita. Selain diperintahkan mempelajari ayat-ayat Quraniyah, Allah juga menyuruh kita mempelajari ayat-ayat Kauniyah sebagai makanan akal kita.
Namun sayang, hanya segelintir orang yang mau dan mampu menikmati makanan tersebut. Yaitu, mereka yang mau belajar untuk memahami ayat-ayat Allah berupa alam semesta, langit, dan bumi serta terus memikirkannya di setiap saat dan waktu. Dari pemikirannya itu, kemudian memperteguh keyakinannya dan mendekatkan dirinya kepada Allah.
Sudahkah kita menikmati jamuan Allah tersebut? Sudahkah kita memikirkan ayat-ayat-Nya yang terbentang luas di alam semesta ini? Bila belum, sesungguhnya kita termasuk orang yang merugi sebagaimana sabda Rasul di atas.
Allah swt mencintai hambaNYA, dan selalu memberikan yang terbaik bagi hambaNYA..
BalasHapusterkadang kita lupa akan kebesaran Allah swt, kebesaran-kebesaranNYA itu perlu kita telaah agar rasa cinta dan penghambaan kita sebagai mahluk ciptaanNYA dapat lebih terasa sehingga dapat meningkatkan iman kita kepada Allah swt.
Amiin
Setuju jika ayat-ayat Allah kita konsomsi bak makanan siap saji praktis, lezat, enak dan memberikan energi yang berkesinambungan. Itulah yang Allah telah berikan kepada kita, obat plus suplemen yang menyehatkan. Bayangkan bila kita selalu perpegang pada al-Quran mengembalikan segalanya pada al-Quran, akhlak dan apapun setiap tindak tanduk kita selalu berpegang pada al-Quran. Namun sangat sulit padahal Allah telah menyediakan untuk kita, tinggal kita mau tidak untuk mengkonsumsinya dalam keseharian kita…begitu banyak ilmu yang kita dapat kan dari dalam al-Quran dari mulai mengurus kekholifahan, alam semesta, laut dan daratan sudah ada komplit didalamnya, bahkan teori bigbang juga ternya sudah ada dalam al-Quran
BalasHapusNabi Muhammad s.a.w adalah seorang nabi yang telah dijamin oleh ALLAH s.w.t masuk syurga. Subhanallah ketaatan beliau dalam menjalankan perintah-Nya sungguh luar biasa, bukan saja dalam hal beribadah, beliau dalam kehidupan sehari-hari pun sangat sederhana, beliau adalah pemimpin besar dunia, yang harus kita contoh dalam segala hal, beliau adalah manusia sempurna kekasih ALLAH s.w.t.
BalasHapusSubhanallah.....Allah swt telah memberikan qta kitab suci Al-Qur'an sebagai peta hidup untuk dijadikan pedoman kehidupan sehari-hari. tetapi kebanyakan manusia tidak menyadari hal tersebut dan hanya menjadikan Al-Qur'an sebagai hiasan lemari saja. Oleh karena itu marilah qta sama-sama mempelajari kembali makna dari Al-Qur'an agar qta senantiasa bersyukur terdapat kebesaran-kebesaran Allah swt dan semua ciptaanNya. Karena hidup untuk mencari keridhaan Allah swt, "tidak ada kata terlambat untuk sebuah kebaikan dan kebenaran.
BalasHapuschayooo...........
Subhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaha Illallah Wallahu Akbar.....
BalasHapusSungguh Maha Pemurah Allah dengan segala ciptaanNya yang telah dikaruniakan kepada kita (manusia), apa-apa yang ada di langit dan di bumi.
Allah telah mengkaruniai kita rizki-rizki yang tak tertandingi, hadiah-hadiah yang mewah, kenikmatan yang berlimpah yang pastinya tidak boleh kita tidak mensyukurinya. Allah telah menciptakan tumbuhan yang bisa kita cicipi buah-buahannya, Allah telah menciptakan lautan yang bisa kita nikmati ikan-ikannya dan masih banyak lagi sesuatu yang bisa kita ambil manfaatnya dari Maha karya Allah yang dipersembahkan untuk kita (manusia). Jadi, selaku manusia kita patut bahkan wajib menerima apa yang telah diberikan oleh Allah dan mensyukuri keberadaannya dengan mengabdikan diri berupa menjalankan segala perintah dan menjauhi laranganNya. Dan alangkah bodohnya bagi orang-orang yang tidak mensyukuri segala sesuatu yang telah Allah ciptakan untuk kita, karena pada hakikatnya segala sesuatu yang telah Allah ciptakan di muka bumi ini baik besar maupun kecil ada manfaatnya dan dapat dimanfaatkan oleh kita bersama.
Maka marilah kita bersama-sama berdoa semoga kita menjadi orang yang pandai bersyukur atas karunia yang telah Allah berikan, semoga amal ibadah kita diterima disisiNya dan kita diberikan kehidupan yang berkah serta mendapatkan keridhaanNya dalam setiap langkah.
Amin............Al-Ustadz MR Al-Faruq